Taman Bungkul Surabaya: Jantung Kota yang Berdenyut Penuh Sejarah dan Kehidupan

Taman Bungkul, sebuah nama yang tak asing lagi di telinga warga Surabaya, bahkan hingga ke penjuru Nusantara. Lebih dari sekadar ruang terbuka hijau biasa, Taman Bungkul adalah sebuah permata kota, sebuah ikon yang memadukan harmonisasi antara nilai sejarah, fungsi rekreasi modern, dan denyut nadi kehidupan sosial masyarakat. Terletak strategis di Jalan Darmo, salah satu arteri utama kota Surabaya, Taman Bungkul telah bertransformasi menjadi magnet yang menarik ribuan pengunjung setiap harinya, dari berbagai latar belakang dan usia.

Sejarah Taman Bungkul berakar jauh ke masa lampau, terikat erat dengan keberadaan makam salah satu penyebar agama Islam terkemuka di tanah Jawa, yaitu Sunan Bungkul. Oleh karena itulah, taman ini bukan hanya sekadar tempat bersantai, melainkan juga memiliki dimensi spiritual dan historis yang mendalam. Nama "Bungkul" sendiri merupakan penghormatan abadi bagi sosok waliyullah tersebut. Transformasi dari area makam keramat menjadi taman kota modern yang kini kita kenal adalah kisah panjang tentang pengembangan kota, penghargaan terhadap sejarah, dan visi pembangunan berkelanjutan.

Ilustrasi Taman Bungkul Ilustrasi taman hijau dengan pohon rindang, bangku taman, dan jalan setapak, merepresentasikan suasana Taman Bungkul.

Sejarah dan Makna Nama Bungkul: Jejak Spiritual yang Abadi

Untuk memahami sepenuhnya esensi Taman Bungkul, kita harus menelusuri akarnya hingga ke sejarah. Nama Bungkul tidak muncul begitu saja, melainkan merupakan derivasi dari nama tokoh besar yang dihormati, yaitu Sunan Bungkul, atau yang dikenal juga dengan nama Ki Ageng Supo. Beliau adalah salah satu ulama penyebar agama Islam di tanah Jawa pada masa awal Walisongo, yang dipercaya sebagai mertua dari Sunan Ampel, salah satu anggota Walisongo yang paling berpengaruh. Makam beliau berada di kompleks taman ini, menjadi pusat spiritual yang senantiasa diziarahi oleh umat Muslim dan mereka yang mencari ketenangan batin.

Keberadaan makam Sunan Bungkul inilah yang menjadikan area sekitarnya memiliki aura sakral. Dahulu, sebelum direvitalisasi besar-besaran, area ini dikenal sebagai tempat ziarah yang cukup sepi dan sederhana. Namun, nilai historis dan spiritualnya tidak pernah luntur. Masyarakat sekitar, dan bahkan dari luar kota, tetap datang untuk mendoakan beliau dan mengambil berkah dari tempat yang dianggap suci ini. Kisah-kisah tentang karomah dan kebijaksanaan Sunan Bungkul terus diwariskan secara turun-temurun, menguatkan identitas spiritual Taman Bungkul hingga saat ini.

Transformasi fisik Taman Bungkul dari sebuah area makam yang sederhana menjadi taman kota modern yang megah adalah sebuah narasi tentang bagaimana sebuah kota dapat menghormati masa lalunya sambil merangkul masa depannya. Pemerintah Kota Surabaya, dengan visi yang jauh ke depan, berhasil menyulap area ini tanpa menghilangkan esensi sejarahnya. Justru, dengan penataan yang apik, makam Sunan Bungkul kini menjadi lebih mudah diakses dan dihargai, terintegrasi secara harmonis dengan fasilitas-fasilitas rekreasi modern di sekitarnya. Ini adalah contoh sempurna bagaimana sejarah dapat hidup berdampingan dengan modernitas, menciptakan ruang publik yang kaya makna dan fungsi.

Revitalisasi dan Penghargaan: Taman Bungkul Mendunia

Puncak dari upaya pengembangan dan penataan Taman Bungkul adalah revitalisasi besar-besaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya pada awal dekade 2010-an. Proyek ini bukan hanya sekadar mempercantik tampilan, tetapi juga menata ulang fungsi dan fasilitas taman agar lebih optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat. Hasilnya, Taman Bungkul mendapatkan pengakuan internasional yang membanggakan. Pada tahun 2013, Taman Bungkul berhasil meraih penghargaan prestisius "The Asian Townscape Award" dari PBB. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas keberhasilan Taman Bungkul dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang indah, nyaman, dan berkelanjutan, serta mampu menjaga identitas lokalnya.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa visi yang kuat dan eksekusi yang matang dapat mengubah sebuah ruang publik menjadi aset berharga bagi kota. Taman Bungkul, melalui revitalisasinya, menunjukkan bahwa ruang hijau di tengah kota bukan hanya sekadar "paru-paru" kota, melainkan juga "jantung" yang memompa kehidupan sosial, budaya, dan bahkan ekonomi. Dengan penghargaan ini, nama Bungkul semakin dikenal di kancah internasional, membawa harum nama Surabaya sebagai kota yang peduli terhadap tata ruang dan kualitas hidup warganya.

Revitalisasi ini juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Desain yang modern namun tetap memperhatikan elemen tradisional, penggunaan material yang ramah lingkungan, serta penambahan fasilitas-fasilitas baru, semuanya dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung. Dari anak-anak hingga lansia, dari individu hingga keluarga besar, semua menemukan tempat dan aktivitas yang sesuai di Taman Bungkul. Inilah inti dari pembangunan ruang publik yang sukses: inklusivitas dan keberlanjutan.

Fakta Menarik tentang Taman Bungkul:

  • Dinamakan dari nama Sunan Bungkul (Ki Ageng Supo), mertua Sunan Ampel.
  • Meraih The Asian Townscape Award dari PBB pada tahun 2013.
  • Menjadi salah satu taman paling favorit dan ramai di Surabaya.
  • Memiliki sentra kuliner legendaris yang beroperasi 24 jam.
  • Memadukan unsur sejarah, religi, rekreasi, dan modernitas.

Fasilitas Modern di Tengah Kesejukan Taman

Salah satu daya tarik utama Taman Bungkul adalah kelengkapan fasilitasnya yang modern dan terawat. Desain taman yang hijau dan rindang menyediakan suasana sejuk dan nyaman, sangat kontras dengan hiruk pikuk kota metropolitan. Berbagai jenis pepohonan ditanam dengan rapi, menciptakan kanopi alami yang melindungi pengunjung dari teriknya matahari Surabaya. Jalur pejalan kaki dan jogging track yang bersih dan mulus mengundang siapa saja untuk berolahraga atau sekadar berjalan santai menikmati keindahan taman.

Jogging Track dan Area Olahraga

Bagi para penggemar olahraga, Taman Bungkul menyediakan jogging track yang panjang dan terawat. Setiap pagi dan sore hari, lintasan ini dipenuhi oleh warga yang ingin menjaga kebugaran tubuh. Tidak hanya jogging, beberapa area juga didesain untuk senam atau latihan ringan lainnya. Keberadaan ruang terbuka untuk berolahraga seperti ini sangat penting di tengah kota, mengingat gaya hidup modern yang cenderung kurang bergerak. Dengan lingkungan yang asri dan sejuk, aktivitas fisik menjadi lebih menyenangkan dan berkelanjutan. Bahkan, beberapa komunitas olahraga sering menggunakan Taman Bungkul sebagai titik pertemuan dan latihan rutin mereka.

Selain jogging track, ada pula area khusus untuk olahraga ekstrem, yaitu skate park. Area ini menjadi surga bagi para pecinta skateboard, inline skate, dan BMX. Dengan berbagai rintangan dan jalur yang menantang, skate park di Taman Bungkul menarik minat anak muda dari berbagai wilayah Surabaya. Keberadaan fasilitas ini menunjukkan bahwa Taman Bungkul tidak hanya melayani satu segmen masyarakat, melainkan merangkul berbagai minat dan hobi, menciptakan ruang inklusif bagi semua.

Sentra Kuliner 24 Jam: Surga Pecinta Makanan

Tidak lengkap rasanya berbicara tentang Taman Bungkul tanpa menyebut Sentra Kuliner Bungkul. Ini adalah salah satu magnet terbesar yang membuat Taman Bungkul selalu ramai, bahkan hingga larut malam. Berbagai macam hidangan khas Surabaya dan makanan umum lainnya tersedia di sini, mulai dari Rawon, Rujak Cingur, Lontong Balap, Sate, Nasi Goreng, hingga aneka minuman segar dan jajanan pasar. Harga yang terjangkau dan pilihan yang melimpah menjadikan sentra kuliner ini destinasi wajib bagi siapa saja yang berkunjung ke Surabaya.

Keunikan sentra kuliner ini adalah operasionalnya yang 24 jam. Ini menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang lapar di tengah malam atau mencari sarapan pagi buta. Aroma masakan yang sedap menyeruak di udara, bercampur dengan tawa riang pengunjung dan obrolan santai, menciptakan suasana yang hidup dan ramah. Sentra kuliner ini bukan hanya tempat makan, tetapi juga pusat interaksi sosial, tempat orang berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati kebersamaan.

Peran sentra kuliner ini dalam perekonomian lokal juga sangat signifikan. Banyak pedagang kecil dan menengah yang menggantungkan hidupnya di sini. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dari ekosistem Taman Bungkul, memberikan warna dan keragaman pada pengalaman pengunjung. Dengan adanya sentra kuliner ini, Taman Bungkul berhasil mengintegrasikan sektor informal ke dalam tata ruang kota yang modern, memberikan peluang ekonomi sekaligus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Ilustrasi Sentra Kuliner Ilustrasi stand makanan kaki lima dengan wajan, sendok, dan asap mengepul, mewakili sentra kuliner yang ramai di Taman Bungkul.

Area Bermain Anak dan Fasilitas Keluarga

Bagi keluarga yang membawa anak-anak, Taman Bungkul adalah pilihan yang sangat ideal. Tersedia area bermain anak dengan berbagai fasilitas permainan yang aman dan menarik, seperti perosotan, ayunan, dan jungkat-jungkit. Area ini dirancang dengan standar keamanan yang tinggi, memastikan anak-anak dapat bermain dengan leluasa tanpa khawatir. Kehadiran area bermain anak ini menegaskan posisi Taman Bungkul sebagai destinasi ramah keluarga, tempat di mana setiap anggota keluarga dapat menemukan kegembiraan.

Selain itu, terdapat pula bangku-bangku taman yang tersebar di berbagai sudut, memungkinkan orang tua mengawasi anak-anak sambil bersantai. Beberapa titik di taman juga dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi gratis, yang tentunya menjadi nilai tambah bagi pengunjung yang ingin tetap terhubung dengan dunia maya atau sekadar berselancar di internet sambil menikmati suasana taman yang asri.

Fasilitas umum seperti toilet bersih dan mushola yang representatif juga tersedia, menunjukkan perhatian pengelola taman terhadap kenyamanan pengunjung. Keberadaan fasilitas-fasilitas ini sangat esensial untuk mendukung fungsi Taman Bungkul sebagai ruang publik yang inklusif dan melayani berbagai kebutuhan masyarakat.

Perpustakaan Mini dan Ruang Edukasi

Sebagai upaya untuk meningkatkan minat baca dan menyediakan sarana edukasi, Taman Bungkul juga dilengkapi dengan perpustakaan mini. Konsepnya sederhana namun efektif, dengan koleksi buku yang beragam dan tempat membaca yang nyaman. Perpustakaan ini menjadi oase bagi mereka yang ingin menghabiskan waktu dengan membaca di tengah hijaunya taman. Ini adalah inisiatif yang luar biasa, menunjukkan bahwa sebuah taman tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi fisik, tetapi juga sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan diri.

Selain perpustakaan, seringkali diadakan pula berbagai kegiatan edukatif atau workshop singkat di area taman, khususnya bagi anak-anak dan remaja. Ini bisa berupa workshop melukis, bercerita, atau kegiatan lingkungan. Inisiatif semacam ini menjadikan Taman Bungkul lebih dari sekadar taman, melainkan sebuah pusat kegiatan komunitas yang dinamis dan berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia.

Taman Bungkul sebagai Pusat Komunitas dan Ruang Sosial

Lebih dari sekadar fasilitas fisik, Taman Bungkul adalah sebuah fenomena sosial. Ia menjadi pusat pertemuan berbagai komunitas, tempat di mana ide-ide bertukar, persahabatan terjalin, dan semangat kebersamaan dipupuk. Ini adalah "ruang ketiga" yang penting, selain rumah dan tempat kerja, di mana individu dapat merasa memiliki dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Titik Kumpul Anak Muda dan Komunitas Hobi

Dengan adanya skate park dan area terbuka yang luas, Taman Bungkul menjadi favorit bagi anak muda Surabaya. Komunitas skateboard, BMX, bahkan komunitas seni jalanan sering menggunakan area ini untuk berlatih, berkolaborasi, atau sekadar berkumpul. Semangat persaudaraan dan kreativitas terpancar jelas di setiap sudut taman. Mereka tidak hanya sekadar bermain, tetapi juga belajar dari satu sama lain, mengasah keterampilan, dan membangun jaringan sosial.

Tidak hanya itu, berbagai komunitas hobi lainnya juga sering mengadakan acara di Taman Bungkul. Mulai dari komunitas fotografi yang mencari spot menarik, komunitas pecinta hewan yang mengadakan pertemuan, hingga komunitas buku yang mengadakan diskusi terbuka. Fleksibilitas ruang di Taman Bungkul memungkinkan beragam kegiatan ini berlangsung dengan harmonis, menciptakan suasana yang dinamis dan inklusif bagi semua.

Penyelenggaraan Event dan Festival Budaya

Taman Bungkul juga sering menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai event, mulai dari festival kuliner, pameran UMKM, konser musik kecil, hingga perayaan hari-hari besar. Event-event ini semakin menambah daya tarik Taman Bungkul dan menjadikannya sebagai panggung bagi ekspresi budaya dan kreativitas lokal. Partisipasi masyarakat dalam event-event ini juga sangat tinggi, menunjukkan bahwa Taman Bungkul telah berhasil menjadi bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya kota.

Misalnya, pada bulan Ramadhan, seringkali diadakan pasar takjil atau kegiatan ngabuburit bersama. Pada perayaan hari kemerdekaan, ada pula lomba-lomba tradisional yang memeriahkan suasana. Semua ini menunjukkan bahwa Taman Bungkul adalah ruang yang hidup, yang terus beradaptasi dan berkembang bersama masyarakatnya. Ia adalah cerminan dari semangat kota Surabaya yang dinamis dan berbudaya.

Simbol Makam Keramat Sunan Bungkul Siluet kubah masjid dan menara, simbol makam keramat Sunan Bungkul yang menjadi inti sejarah taman.

Taman Bungkul dalam Perspektif Lingkungan dan Urbanisme

Sebagai salah satu paru-paru kota Surabaya, Taman Bungkul memiliki peran vital dalam menjaga kualitas lingkungan perkotaan. Keberadaan ruang terbuka hijau yang luas membantu menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan mengurangi efek panas perkotaan (urban heat island effect). Penataan taman yang apik dengan berbagai jenis tanaman juga berkontribusi pada keanekaragaman hayati lokal.

Dalam konteks urbanisme, Taman Bungkul adalah contoh sukses dari perencanaan kota yang berorientasi pada manusia. Ia menunjukkan bahwa kota-kota besar tidak harus selalu tentang beton dan baja, melainkan juga dapat menyediakan ruang yang nyaman dan hijau bagi warganya. Desainnya yang modern namun fungsional, serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan kebutuhan zaman, menjadikannya model bagi pengembangan taman kota di tempat lain.

Pemerintah kota tidak hanya membangun taman, tetapi juga merawatnya dengan baik. Sistem irigasi yang efisien, pengelolaan sampah yang teratur, dan program pemeliharaan rutin memastikan bahwa Taman Bungkul selalu dalam kondisi prima. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kebahagiaan warga Surabaya.

Ekonomi Lokal dan Dampak Sosial

Selain menjadi pusat rekreasi dan sosial, Taman Bungkul juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Keberadaan sentra kuliner dan berbagai pedagang kaki lima menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan roda perekonomian lokal. Pedagang UMKM mendapatkan tempat untuk memasarkan produk mereka, mulai dari makanan, minuman, hingga suvenir.

Interaksi antara pedagang dan pengunjung, serta antara sesama pengunjung, juga membentuk jaringan sosial yang kuat. Taman Bungkul menjadi platform di mana berbagai lapisan masyarakat dapat bertemu dan berinteraksi tanpa sekat status sosial. Ini adalah ruang yang egalitarian, di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati fasilitas dan berpartisipasi dalam kehidupan kota.

Dampak sosial lainnya adalah peningkatan kesadaran akan pentingnya ruang publik yang berkualitas. Masyarakat kini semakin menghargai keberadaan Taman Bungkul dan turut menjaga kebersihannya. Rasa kepemilikan ini sangat penting untuk keberlanjutan sebuah ruang publik, karena pada akhirnya, taman ini adalah milik bersama.

Taman Bungkul di Era Digital: Keterhubungan dan Promosi

Di era digital saat ini, Taman Bungkul tidak ketinggalan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya tariknya. Selain fasilitas Wi-Fi gratis, Taman Bungkul juga menjadi salah satu lokasi favorit untuk konten digital. Banyak pengunjung yang mengabadikan momen mereka di taman ini dan membagikannya di media sosial, mulai dari foto estetis, video TikTok, hingga vlog perjalanan.

Fenomena ini secara tidak langsung menjadi alat promosi yang sangat efektif bagi Taman Bungkul. Konten-konten yang dibuat oleh pengunjung membantu menyebarkan informasi tentang keindahan dan fasilitas taman ini ke khalayak yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ini adalah bukti bahwa sebuah ruang fisik dapat memiliki eksistensi yang kuat di dunia maya, menarik lebih banyak pengunjung dan memperkuat citra positifnya.

Pemerintah kota sendiri juga aktif dalam mempromosikan Taman Bungkul melalui berbagai kanal digital, seperti situs web resmi dan akun media sosial. Informasi tentang event yang akan datang, jam operasional, atau fitur-fitur baru di taman selalu diperbarui, memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan terkini.

Perbandingan dengan Taman Lain dan Keunikan Bungkul

Meskipun Surabaya memiliki banyak taman kota lainnya, Taman Bungkul memiliki karakteristik unik yang membedakannya. Jika taman lain mungkin lebih fokus pada fungsi rekreasi murni, Taman Bungkul berhasil mengintegrasikan aspek sejarah, religi, rekreasi, dan ekonomi secara harmonis. Keberadaan makam Sunan Bungkul di tengah taman memberikan kedalaman spiritual yang tidak dimiliki oleh taman-taman lain.

Selain itu, sentra kuliner 24 jam yang ikonik juga menjadi pembeda utama. Tidak banyak taman kota yang menawarkan fasilitas kuliner selengkap dan semarak di Taman Bungkul. Ini menjadikan taman ini bukan hanya destinasi siang hari, tetapi juga tempat hidup yang berdenyut di malam hari.

Desain arsitekturnya yang modern minimalis namun tetap hijau juga patut diacungi jempol. Kontras antara gedung-gedung tinggi di sekitarnya dengan hijaunya Taman Bungkul menciptakan sebuah oasis di tengah padatnya perkotaan. Ini adalah bukti bahwa perencanaan kota yang cerdas dapat menciptakan ruang publik yang estetis sekaligus fungsional, dan yang terpenting, dicintai oleh warganya.

Secara keseluruhan, Taman Bungkul adalah sebuah model ideal untuk pengembangan ruang publik di kota-kota besar. Ia menunjukkan bahwa dengan visi yang tepat, sebuah taman dapat menjadi lebih dari sekadar area hijau, melainkan sebuah pusat kehidupan yang multidimensional, yang merangkum sejarah, budaya, ekonomi, dan aspirasi masyarakat.

Taman Bungkul: Sebuah Refleksi Kebanggaan Surabaya

Bagi warga Surabaya, Taman Bungkul adalah simbol kebanggaan. Ia mencerminkan semangat "Suroboyo Wani" yang berarti berani dan gigih, namun juga menunjukkan sisi kota yang ramah, asri, dan peduli terhadap warisan budayanya. Setiap sudut taman ini seakan bercerita, dari bisikan sejarah di sekitar makam keramat hingga tawa riang anak-anak di area bermain, dan gemuruh obrolan di sentra kuliner.

Pengunjung yang datang, baik dari dalam maupun luar kota, akan merasakan energi positif yang terpancar dari Taman Bungkul. Energi ini berasal dari kombinasi sempurna antara kesejukan alam, kekayaan sejarah, dan dinamika kehidupan sosial. Ia adalah tempat di mana masa lalu dan masa kini bertemu, menciptakan sebuah pengalaman yang kaya dan tak terlupakan.

Pemerintah kota telah berhasil mengelola dan mengembangkan Taman Bungkul menjadi sebuah aset yang tak ternilai. Ini bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga tentang pembangunan komunitas, pemeliharaan budaya, dan peningkatan kualitas hidup. Melalui Taman Bungkul, Surabaya mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kota ini adalah tempat yang indah, modern, namun tetap menghargai akar dan identitasnya.

Sebagai penutup, dapat dikatakan bahwa Taman Bungkul adalah cerminan dari jiwa kota Surabaya. Ia adalah tempat di mana sejarah bernafas, komunitas berkembang, dan kehidupan berdenyut penuh semangat. Keberadaannya akan terus menjadi inspirasi bagi banyak kota lain dalam mengembangkan ruang publik yang inklusif, berkelanjutan, dan bermakna.

Mengunjungi Taman Bungkul bukan hanya sekadar piknik, melainkan sebuah perjalanan untuk merasakan denyut nadi sebuah kota yang terus bergerak maju, namun tak pernah melupakan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasinya. Setiap kali Anda melangkahkan kaki di Taman Bungkul, Anda akan merasakan bahwa Anda adalah bagian dari sebuah kisah panjang yang terus ditulis oleh ribuan orang yang datang dan pergi, membawa serta kenangan indah tentang taman ikonik ini.

Dengan segala fasilitasnya yang lengkap, mulai dari area hijau yang rindang, jogging track yang nyaman, skate park yang modern, hingga sentra kuliner yang menggugah selera, Taman Bungkul memastikan bahwa ada sesuatu untuk semua orang. Keluarga bisa menghabiskan waktu berkualitas bersama, anak muda bisa menyalurkan hobi dan kreativitas, para peziarah bisa merasakan ketenangan spiritual, dan pecinta kuliner bisa memanjakan lidah.

Ini adalah sebuah ekosistem mikro yang sempurna, di mana berbagai fungsi dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dalam satu lokasi. Keberhasilan Taman Bungkul dalam meraih penghargaan internasional juga menjadi motivasi bagi pengelola untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan. Komitmen untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan taman adalah prioritas utama agar Taman Bungkul tetap menjadi kebanggaan kota Surabaya dan destinasi favorit bagi semua.

Bayangkan saja, di tengah teriknya siang Surabaya, Anda bisa menemukan keteduhan di bawah rindangnya pepohonan Taman Bungkul, sambil menikmati es dawet atau rujak cingur yang segar. Atau di sore hari, Anda bisa menyaksikan matahari terbenam sembari berolahraga, ditemani semilir angin dan suara riang anak-anak. Di malam hari, suasana berubah menjadi lebih ramai dengan gemerlap lampu dan aroma sedap masakan dari sentra kuliner yang tak pernah sepi.

Semua pengalaman ini menjadikan Taman Bungkul bukan sekadar destinasi, melainkan sebuah pengalaman multi-indrawi yang tak terlupakan. Ia adalah bukti nyata bahwa ruang publik yang dikelola dengan baik dapat menjadi jantung kehidupan kota, pusat interaksi, dan simbol identitas yang kuat bagi warganya. Teruslah berkembang, Taman Bungkul, teruslah menjadi kebanggaan Surabaya dan inspirasi bagi Nusantara.