Mengenal Bilangan Bulat: Konsep, Operasi, dan Aplikasi Lengkap

Matematika adalah fondasi dari pemahaman kita tentang dunia, dan di antara banyak konsepnya, bilangan bulat memegang peranan yang sangat fundamental. Dari menghitung uang, mengukur suhu, hingga memahami kedalaman laut dan ketinggian gunung, bilangan bulat ada di mana-mana. Mereka adalah gerbang pertama menuju pemahaman tentang angka-angka yang lebih kompleks dan sistem bilangan yang lebih luas. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami dunia bilangan bulat secara mendalam, mulai dari definisi dasarnya, berbagai jenisnya, operasi hitung yang melibatkannya, hingga aplikasinya yang luas dalam kehidupan sehari-hari dan bidang-bidang ilmiah.

Meskipun sering dianggap sebagai topik yang sederhana dan dipelajari di tingkat sekolah dasar, pemahaman yang kuat tentang bilangan bulat adalah krusial. Tanpa dasar yang kokoh ini, konsep-konsep matematika yang lebih lanjut seperti pecahan, desimal, aljabar, hingga kalkulus akan sulit dikuasai. Mari kita mulai perjalanan ini untuk mengungkap keindahan dan kekuatan bilangan bulat.

Representasi Bilangan Bulat pada Garis Bilangan Sebuah garis bilangan horizontal dengan titik nol di tengah, bilangan positif di kanan (1, 2, 3), dan bilangan negatif di kiri (-1, -2, -3). 0 1 2 3 ... -1 -2 -3 ...

Ilustrasi garis bilangan yang menunjukkan bilangan bulat positif, negatif, dan nol.

1. Apa Itu Bilangan Bulat?

Secara formal, bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan asli (atau bilangan bulat positif), nol, dan bilangan bulat negatif. Dengan kata lain, bilangan bulat adalah bilangan yang tidak memiliki pecahan atau desimal, dan dapat bernilai positif, negatif, atau nol. Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan huruf kapital Z (dari bahasa Jerman "Zahlen" yang berarti "angka" atau "bilangan").

Mari kita pilah lebih lanjut komponen-komponennya:

Jadi, secara keseluruhan, himpunan bilangan bulat dapat ditulis sebagai: Z = {..., -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}

Perlu dicatat bahwa himpunan bilangan asli biasanya dimulai dari 1 ({1, 2, 3, ...}) atau kadang-kadang dari 0 ({0, 1, 2, 3, ...}) tergantung pada konteks matematika atau disiplin ilmu. Namun, dalam konteks bilangan bulat, "bilangan bulat positif" secara eksplisit merujuk pada {1, 2, 3, ...}.

2. Sejarah Singkat Bilangan Bulat

Konsep bilangan bulat bukanlah penemuan semalam, melainkan hasil evolusi pemikiran matematika selama ribuan tahun. Awalnya, manusia hanya mengenal bilangan asli (bilangan bulat positif) untuk keperluan menghitung benda-benda nyata. Peradaban kuno seperti Mesir, Babilonia, dan Yunani menggunakan bilangan positif untuk perdagangan, konstruksi, dan astronomi.

Namun, kebutuhan untuk merepresentasikan "kekurangan" atau "hutang" mulai muncul. Misalnya, jika seseorang memiliki 5 kambing tetapi berhutang 7 kambing, bagaimana cara mengekspresikan situasinya? Di sinilah konsep bilangan negatif mulai merayap masuk.

Penerimaan nol juga merupakan tonggak sejarah penting. Meskipun telah digunakan secara implisit di berbagai peradaban, konsep nol sebagai angka tersendiri yang dapat dioperasikan secara matematis sebagian besar dikembangkan di India dan kemudian menyebar ke dunia Arab dan Eropa.

3. Notasi dan Simbol Bilangan Bulat

Dalam matematika, kita menggunakan simbol-simbol khusus untuk merepresentasikan himpunan bilangan tertentu agar lebih ringkas dan universal:

Memahami notasi ini penting untuk membaca dan menulis ekspresi matematika dengan benar.

4. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

Sama seperti bilangan asli, bilangan bulat dapat dioperasikan dengan berbagai operasi dasar, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Namun, kehadiran bilangan negatif dan nol menambah kompleksitas dan aturan baru yang perlu dipahami dengan baik.

4.1. Penjumlahan Bilangan Bulat

Penjumlahan bilangan bulat bisa dilihat sebagai pergerakan pada garis bilangan. Bergerak ke kanan untuk menambahkan bilangan positif, dan bergerak ke kiri untuk menambahkan bilangan negatif (atau mengurangi bilangan positif).

Aturan Dasar:

  1. Sama Tanda:
    • Positif + Positif: Hasilnya positif. Contoh: 3 + 5 = 8
    • Negatif + Negatif: Hasilnya negatif, angka-angkanya dijumlahkan. Contoh: (-3) + (-5) = -8 (Anda berhutang 3, lalu berhutang lagi 5, total hutang Anda 8).
  2. Beda Tanda:
    • Kurangkan nilai mutlaknya, dan tanda hasil akhirnya mengikuti bilangan yang nilai mutlaknya lebih besar.
    • Contoh 1: 5 + (-3). Nilai mutlak 5 adalah 5, nilai mutlak -3 adalah 3. 5 - 3 = 2. Karena 5 lebih besar dari 3 dan 5 positif, hasilnya positif. Jadi, 5 + (-3) = 2.
    • Contoh 2: 3 + (-5). Nilai mutlak 3 adalah 3, nilai mutlak -5 adalah 5. 5 - 3 = 2. Karena 5 lebih besar dari 3 dan -5 negatif, hasilnya negatif. Jadi, 3 + (-5) = -2.
    • Contoh 3: (-5) + 3. Sama seperti 3 + (-5), hasilnya -2. (Anda berhutang 5, lalu membayar 3, sisa hutang Anda 2).

Contoh Penjumlahan:

  1. 7 + (-4) = 3 (Bayangkan bergerak 7 langkah ke kanan dari 0, lalu 4 langkah ke kiri. Anda berakhir di 3).
  2. (-10) + 6 = -4 (Bergerak 10 langkah ke kiri dari 0, lalu 6 langkah ke kanan. Anda berakhir di -4).
  3. (-2) + (-8) = -10 (Bergerak 2 langkah ke kiri dari 0, lalu 8 langkah lagi ke kiri. Anda berakhir di -10).
  4. 0 + 9 = 9
  5. 0 + (-7) = -7

4.2. Pengurangan Bilangan Bulat

Pengurangan bilangan bulat dapat diubah menjadi penjumlahan dengan mengubah tanda bilangan yang dikurangi. Aturan umumnya adalah: a - b = a + (-b).

Aturan Dasar:

  1. Mengurangi bilangan positif sama dengan menambahkan bilangan negatifnya. Contoh: 7 - 3 = 7 + (-3) = 4.
  2. Mengurangi bilangan negatif sama dengan menambahkan bilangan positifnya. Contoh: 7 - (-3) = 7 + 3 = 10. (Bayangkan mengurangi hutang adalah sama dengan menambah kekayaan).

Contoh Pengurangan:

  1. 9 - 5 = 4
  2. 5 - 9 = 5 + (-9) = -4
  3. (-8) - 2 = (-8) + (-2) = -10
  4. (-6) - (-4) = (-6) + 4 = -2
  5. 12 - (-7) = 12 + 7 = 19

4.3. Perkalian Bilangan Bulat

Perkalian bilangan bulat adalah operasi penjumlahan berulang. Aturan tanda sangat penting dalam perkalian.

Aturan Tanda:

  1. Positif × Positif = Positif. Contoh: 3 × 4 = 12
  2. Negatif × Negatif = Positif. Contoh: (-3) × (-4) = 12 (Analogi: menghilangkan dua kali utang adalah sama dengan memiliki kekayaan).
  3. Positif × Negatif = Negatif. Contoh: 3 × (-4) = -12 (Analogi: tiga kali utang empat adalah total utang dua belas).
  4. Negatif × Positif = Negatif. Contoh: (-3) × 4 = -12 (Sama dengan poin 3, karena sifat komutatif).
  5. Setiap bilangan dikalikan nol hasilnya nol. Contoh: 5 × 0 = 0, (-7) × 0 = 0.

Contoh Perkalian:

  1. 6 × 7 = 42
  2. (-5) × (-8) = 40
  3. 4 × (-9) = -36
  4. (-11) × 3 = -33
  5. 15 × 0 = 0
  6. 0 × (-20) = 0

4.4. Pembagian Bilangan Bulat

Pembagian adalah kebalikan dari perkalian. Aturan tanda untuk pembagian sama persis dengan aturan tanda untuk perkalian.

Aturan Tanda:

  1. Positif ÷ Positif = Positif. Contoh: 12 ÷ 4 = 3
  2. Negatif ÷ Negatif = Positif. Contoh: (-12) ÷ (-4) = 3
  3. Positif ÷ Negatif = Negatif. Contoh: 12 ÷ (-4) = -3
  4. Negatif ÷ Positif = Negatif. Contoh: (-12) ÷ 4 = -3
  5. Nol dibagi bilangan bulat bukan nol hasilnya nol. Contoh: 0 ÷ 5 = 0, 0 ÷ (-8) = 0.
  6. Penting: Pembagian dengan nol tidak terdefinisi (undefined). Contoh: 5 ÷ 0 atau (-10) ÷ 0 tidak memiliki hasil yang valid dalam matematika.

Contoh Pembagian:

  1. 35 ÷ 7 = 5
  2. (-48) ÷ (-6) = 8
  3. 24 ÷ (-8) = -3
  4. (-63) ÷ 9 = -7
  5. 0 ÷ 100 = 0
  6. 10 ÷ 0 adalah tidak terdefinisi.

5. Sifat-Sifat Operasi pada Bilangan Bulat

Operasi-operasi pada bilangan bulat memiliki sifat-sifat tertentu yang membantu kita memahami dan memanipulasinya. Sifat-sifat ini sangat penting dalam aljabar dan pemecahan masalah matematika.

5.1. Sifat Komutatif (Pertukaran)

Sifat komutatif menyatakan bahwa urutan bilangan dalam operasi tertentu tidak mengubah hasilnya. Berlaku untuk penjumlahan dan perkalian.

5.2. Sifat Asosiatif (Pengelompokan)

Sifat asosiatif menyatakan bahwa cara pengelompokan bilangan dalam operasi tertentu tidak mengubah hasilnya, asalkan urutan bilangannya tetap. Berlaku untuk penjumlahan dan perkalian.

5.3. Sifat Distributif (Penyebaran)

Sifat distributif menghubungkan operasi perkalian dengan penjumlahan atau pengurangan. Perkalian dapat disebarkan ke setiap suku dalam kurung.

5.4. Unsur Identitas (Elemen Netral)

Unsur identitas adalah bilangan yang, ketika dioperasikan dengan bilangan lain, tidak mengubah nilai bilangan tersebut.

5.5. Invers (Elemen Balikan)

Invers suatu bilangan adalah bilangan yang, ketika dioperasikan dengan bilangan asli, menghasilkan unsur identitas.

5.6. Sifat Tertutup (Closure)

Sifat tertutup berarti bahwa jika Anda melakukan operasi tertentu pada dua bilangan dari himpunan tersebut, hasilnya juga akan berada dalam himpunan yang sama.

6. Urutan Bilangan Bulat dan Nilai Mutlak

6.1. Mengurutkan Bilangan Bulat

Mengurutkan bilangan bulat berarti menempatkannya dari yang terkecil hingga terbesar, atau sebaliknya. Garis bilangan adalah alat bantu visual yang sangat baik untuk memahami urutan ini:

Aturan Perbandingan:

  1. Bilangan positif selalu lebih besar dari bilangan negatif. (5 > -100)
  2. Bilangan positif selalu lebih besar dari nol. (7 > 0)
  3. Nol selalu lebih besar dari bilangan negatif. (0 > -5)
  4. Untuk bilangan positif, semakin besar angkanya, semakin besar nilainya. (10 > 3)
  5. Untuk bilangan negatif, semakin besar angkanya (nilai mutlaknya), semakin kecil nilainya. (-10 < -3, karena -10 lebih jauh ke kiri dari -3 pada garis bilangan).

Simbol yang digunakan untuk perbandingan adalah:

Contoh Mengurutkan:

Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil hingga terbesar: -7, 0, 5, -2, 3, -10.

Pembahasan:

Kita mulai dengan mencari bilangan negatif terbesar (yang berarti nilainya paling kecil). Itu adalah -10. Kemudian -7, -2. Lalu 0. Setelah itu bilangan positif terkecil yaitu 3, dan terakhir 5.

Urutan: -10, -7, -2, 0, 3, 5.

6.2. Nilai Mutlak

Nilai mutlak dari suatu bilangan adalah jarak bilangan tersebut dari nol pada garis bilangan, tanpa mempertimbangkan arah. Karena jarak selalu positif atau nol, nilai mutlak suatu bilangan selalu positif atau nol.

Nilai mutlak dilambangkan dengan dua garis vertikal di sekitar bilangan, misalnya |a|.

Contoh Nilai Mutlak:

  1. |12| = 12
  2. |-18| = 18
  3. |0| = 0
  4. |-3 + 7| = |4| = 4
  5. |2 - 9| = |-7| = 7

7. Faktor dan Kelipatan Bilangan Bulat

Konsep faktor dan kelipatan sangat penting dalam teori bilangan dan memiliki aplikasi dalam memecahkan masalah yang melibatkan pembagian dan perkalian.

7.1. Faktor Bilangan Bulat

Faktor dari suatu bilangan bulat n adalah bilangan bulat yang dapat membagi n tanpa sisa. Setiap bilangan bulat (kecuali 0) memiliki faktor positif dan negatif.

Ketika kita berbicara tentang "faktor" dalam konteks sekolah dasar, kita biasanya hanya merujuk pada faktor positif. Namun, secara matematis, faktor bisa juga negatif.

Contoh: Faktor dari 12.

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB): FPB dari dua atau lebih bilangan bulat adalah faktor positif terbesar yang dimiliki bersama oleh bilangan-bilangan tersebut.

Contoh FPB:

FPB dari 12 dan 18:

  • Faktor 12: {1, 2, 3, 4, 6, 12}
  • Faktor 18: {1, 2, 3, 6, 9, 18}
  • Faktor persekutuan: {1, 2, 3, 6}
  • FPB: 6

7.2. Kelipatan Bilangan Bulat

Kelipatan dari suatu bilangan bulat n adalah hasil perkalian n dengan bilangan bulat lainnya. Kelipatan suatu bilangan adalah tak terbatas.

Contoh: Kelipatan dari 3.

Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK): KPK dari dua atau lebih bilangan bulat adalah kelipatan positif terkecil yang dimiliki bersama oleh bilangan-bilangan tersebut.

Contoh KPK:

KPK dari 4 dan 6:

  • Kelipatan 4: {4, 8, 12, 16, 20, 24, ...}
  • Kelipatan 6: {6, 12, 18, 24, 30, ...}
  • Kelipatan persekutuan: {12, 24, ...}
  • KPK: 12

8. Aplikasi Bilangan Bulat dalam Kehidupan Sehari-hari

Bilangan bulat tidak hanya ada di buku pelajaran matematika; mereka merupakan bagian integral dari kehidupan kita. Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:

  1. Suhu: Termometer menunjukkan suhu di atas dan di bawah nol. Suhu -5°C adalah bilangan bulat negatif, menunjukkan 5 derajat di bawah titik beku. Perubahan suhu juga melibatkan operasi bilangan bulat. Jika suhu pagi 2°C dan turun 5°C, maka suhu siang hari adalah 2 + (-5) = -3°C.
  2. Keuangan: Keuangan adalah contoh klasik penggunaan bilangan bulat.
    • Uang yang Anda miliki adalah positif (saldo Rp 50.000).
    • Utang atau pengeluaran adalah negatif (-Rp 20.000 berarti Anda berhutang atau mengeluarkan 20 ribu).
    • Saldo rekening bank bisa positif (kelebihan dana) atau negatif (cerukan atau overdraft).
    • Keuntungan dan kerugian suatu perusahaan juga direpresentasikan dengan bilangan bulat positif atau negatif.
  3. Ketinggian dan Kedalaman: Ketinggian di atas permukaan laut dinyatakan dengan bilangan positif (+100 meter di puncak gunung), sedangkan kedalaman di bawah permukaan laut dinyatakan dengan bilangan negatif (-50 meter di bawah permukaan laut).
  4. Skor Permainan: Banyak permainan, terutama olahraga atau permainan papan, menggunakan skor positif dan negatif. Misalnya, dalam golf, "satu di bawah par" bisa ditulis sebagai -1, sementara "satu di atas par" adalah +1.
  5. Waktu dan Kalender: Meskipun tidak selalu eksplisit, konsep bilangan bulat digunakan dalam garis waktu historis. Tahun Masehi digunakan sebagai titik nol, dengan tahun sebelum Masehi (SM) dianggap sebagai bilangan negatif (misalnya, -300 untuk 300 SM).
  6. Sains dan Teknik: Banyak pengukuran dalam fisika, kimia, dan teknik melibatkan bilangan bulat positif dan negatif, seperti level energi dalam atom, muatan listrik (positif atau negatif), atau posisi relatif dalam sistem koordinat.
  7. Ilmu Komputer: Dalam pemrograman, bilangan bulat (integer) adalah tipe data fundamental. Mereka digunakan untuk menghitung iterasi loop, mengindeks array, merepresentasikan data biner, dan banyak lagi. Operasi bitwise (AND, OR, XOR) juga beroperasi pada representasi biner dari bilangan bulat.
  8. Pembagian dan Pengelompokan: Ketika kita membagi sejumlah objek menjadi kelompok-kelompok yang sama, kita menggunakan konsep bilangan bulat. Misalnya, membagi 15 permen kepada 3 anak, masing-masing mendapatkan 5 permen.

Dari contoh-contoh di atas, jelas bahwa bilangan bulat adalah konsep matematika yang sangat praktis dan esensial dalam menjelaskan dan memahami fenomena di sekitar kita.

9. Contoh Soal dan Pembahasan

Untuk memperkuat pemahaman Anda, mari kita kerjakan beberapa contoh soal yang mencakup berbagai operasi dan konsep bilangan bulat.

Contoh Soal 1: Penjumlahan dan Pengurangan

Soal: Sebuah kapal selam berada pada kedalaman 250 meter di bawah permukaan laut. Kemudian, kapal selam itu naik sejauh 120 meter, lalu menyelam lagi sejauh 70 meter. Berapa kedalaman kapal selam sekarang?

Pembahasan:

  1. Identifikasi Posisi Awal: Kedalaman 250 meter di bawah permukaan laut dapat dinyatakan sebagai -250 meter.
  2. Naik 120 meter: "Naik" berarti menambahkan bilangan positif. Jadi, kita tambahkan 120.

    Posisi setelah naik: -250 + 120.

    Untuk menghitung -250 + 120, kita lihat bahwa kedua bilangan memiliki tanda berbeda. Kurangkan nilai mutlaknya: |250| - |120| = 250 - 120 = 130. Tanda mengikuti bilangan dengan nilai mutlak terbesar, yaitu -250. Jadi, hasilnya adalah -130.

    Saat ini kapal selam berada pada kedalaman 130 meter di bawah permukaan laut.

  3. Menyelam lagi 70 meter: "Menyelam lagi" berarti menambahkan bilangan negatif (atau mengurangi bilangan positif). Jadi, kita tambahkan -70.

    Posisi akhir: -130 + (-70).

    Untuk menghitung -130 + (-70), kedua bilangan memiliki tanda yang sama (negatif). Jumlahkan nilai mutlaknya: |130| + |70| = 130 + 70 = 200. Tanda hasilnya adalah negatif. Jadi, hasilnya adalah -200.

Jawaban: Kedalaman kapal selam sekarang adalah -200 meter, atau 200 meter di bawah permukaan laut.

Contoh Soal 2: Operasi Campuran

Soal: Hitunglah hasil dari ( (-6) × 4 ) + ( (-18) ÷ (-3) ).

Pembahasan:

Kita ikuti urutan operasi (Prioritas: Kurung, Perkalian/Pembagian dari kiri ke kanan, Penjumlahan/Pengurangan dari kiri ke kanan).

  1. Kerjakan operasi dalam kurung pertama (perkalian):

    (-6) × 4

    Positif × Negatif = Negatif. 6 × 4 = 24. Jadi, (-6) × 4 = -24.

  2. Kerjakan operasi dalam kurung kedua (pembagian):

    (-18) ÷ (-3)

    Negatif ÷ Negatif = Positif. 18 ÷ 3 = 6. Jadi, (-18) ÷ (-3) = 6.

  3. Jumlahkan hasil dari kedua operasi:

    -24 + 6

    Kedua bilangan memiliki tanda berbeda. Kurangkan nilai mutlaknya: |24| - |6| = 18. Tanda mengikuti bilangan dengan nilai mutlak terbesar, yaitu -24. Jadi, hasilnya adalah -18.

Jawaban: Hasil dari ekspresi tersebut adalah -18.

Contoh Soal 3: Penerapan dalam Suhu

Soal: Suhu di puncak gunung adalah -8°C. Suhu di kaki gunung adalah 20°C. Berapa selisih suhu antara puncak dan kaki gunung?

Pembahasan:

Selisih suhu dihitung dengan mengurangi suhu yang lebih rendah dari suhu yang lebih tinggi, atau nilai mutlak dari perbedaan kedua suhu.

  1. Identifikasi suhu:
    • Suhu kaki gunung (lebih tinggi): 20°C
    • Suhu puncak gunung (lebih rendah): -8°C
  2. Hitung selisih:

    Selisih = Suhu_tinggi - Suhu_rendah

    Selisih = 20 - (-8)

    Mengurangi bilangan negatif sama dengan menambahkan bilangan positifnya.

    Selisih = 20 + 8 = 28.

Jawaban: Selisih suhu antara puncak dan kaki gunung adalah 28°C.

Contoh Soal 4: Nilai Mutlak

Soal: Tentukan hasil dari | -15 + (4 × (-3)) | - | 20 ÷ (-5) |.

Pembahasan:

  1. Hitung bagian pertama dalam nilai mutlak pertama: -15 + (4 × (-3))
    • Kerjakan perkalian terlebih dahulu: 4 × (-3) = -12.
    • Kemudian penjumlahan: -15 + (-12). Karena sama tanda, jumlahkan nilainya dan hasilnya negatif: -(15 + 12) = -27.
    • Jadi, | -15 + (4 × (-3)) | = | -27 | = 27.
  2. Hitung bagian dalam nilai mutlak kedua: 20 ÷ (-5)
    • Positif ÷ Negatif = Negatif. 20 ÷ 5 = 4. Jadi, 20 ÷ (-5) = -4.
    • Kemudian nilai mutlaknya: | -4 | = 4.
  3. Kurangkan kedua hasil nilai mutlak:

    27 - 4 = 23.

Jawaban: Hasil dari ekspresi tersebut adalah 23.

Contoh Soal 5: KPK dan FPB

Soal: Carilah FPB dan KPK dari bilangan 24 dan 36.

Pembahasan:

Kita bisa menggunakan metode faktorisasi prima.

  1. Faktorisasi Prima:
    • 24 = 2 × 2 × 2 × 3 = 2³ × 3¹
    • 36 = 2 × 2 × 3 × 3 = 2² × 3²
  2. Menentukan FPB:

    Ambil faktor prima yang sama dengan pangkat terkecil.

    • Faktor 2: terkecil adalah .
    • Faktor 3: terkecil adalah .

    FPB = 2² × 3¹ = 4 × 3 = 12.

  3. Menentukan KPK:

    Ambil semua faktor prima yang ada dengan pangkat terbesar.

    • Faktor 2: terbesar adalah .
    • Faktor 3: terbesar adalah .

    KPK = 2³ × 3² = 8 × 9 = 72.

Jawaban: FPB dari 24 dan 36 adalah 12, dan KPK-nya adalah 72.

10. Latihan Soal Mandiri

Asah kemampuan Anda dengan mengerjakan latihan soal berikut. Jangan lihat kunci jawaban sebelum Anda mencoba menyelesaikannya sendiri!

  1. Hitunglah hasil dari (-15) + 8 - (-10).
  2. Suhu awal suatu ruangan adalah 2°C. Setelah AC dinyalakan, suhu turun 10°C. Kemudian, penghangat ruangan dinyalakan sehingga suhu naik 5°C. Berapa suhu akhir ruangan tersebut?
  3. Tentukan hasil dari ( -7 × 5 ) + ( 30 ÷ (-6) ).
  4. Urutkan bilangan berikut dari yang terkecil hingga terbesar: -12, 5, 0, -8, 1, -15, 3.
  5. Hitunglah nilai dari | 9 - (-4) | - | 5 × (-2) |.
  6. Seekor burung elang terbang pada ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Seekor ikan berenang pada kedalaman 30 meter di bawah permukaan laut. Berapa jarak vertikal antara burung elang dan ikan?
  7. Jika a = -3, b = 4, dan c = -2, hitunglah nilai dari (a × b) - (b + c).
  8. Seorang pedagang mengalami kerugian Rp 250.000 pada bulan Januari dan keuntungan Rp 400.000 pada bulan Februari. Berapa total keuntungan/kerugian pedagang tersebut dalam dua bulan?
  9. Carilah FPB dan KPK dari bilangan 18 dan 45.
  10. Benar atau salah: (-2) × (-3) × (-4) = -24. Jelaskan mengapa.

Kunci Jawaban Latihan Soal Mandiri:

  1. -15 + 8 - (-10) = -15 + 8 + 10 = -7 + 10 = 3
  2. Suhu akhir: 2 - 10 + 5 = -8 + 5 = -3°C
  3. ( -7 × 5 ) + ( 30 ÷ (-6) ) = (-35) + (-5) = -40
  4. Urutan: -15, -12, -8, 0, 1, 3, 5
  5. | 9 - (-4) | - | 5 × (-2) | = | 9 + 4 | - | -10 | = | 13 | - 10 = 13 - 10 = 3
  6. Jarak vertikal: 150 - (-30) = 150 + 30 = 180 meter
  7. (a × b) - (b + c) = ((-3) × 4) - (4 + (-2)) = (-12) - (2) = -12 - 2 = -14
  8. Total keuntungan/kerugian: -250.000 + 400.000 = Rp 150.000 (keuntungan)
  9. Faktorisasi Prima: 18 = 2 × 3², 45 = 3² × 5.
    • FPB: 3² = 9
    • KPK: 2 × 3² × 5 = 2 × 9 × 5 = 90
  10. Benar. Perkalian tiga bilangan negatif akan menghasilkan bilangan negatif. (-2) × (-3) = 6 (positif), lalu 6 × (-4) = -24 (negatif).

11. Kesimpulan

Bilangan bulat adalah tulang punggung sistem bilangan kita, memungkinkan kita untuk menghitung, mengukur, dan merepresentasikan nilai dalam berbagai konteks, baik di atas atau di bawah nol. Dari sejarahnya yang panjang dan penerimaan yang bertahap, hingga berbagai operasi dan sifatnya yang terstruktur, bilangan bulat menyediakan fondasi yang kuat untuk pemahaman matematika yang lebih tinggi.

Pemahaman yang mendalam tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat, serta konsep seperti nilai mutlak, faktor, dan kelipatan, adalah keterampilan esensial yang akan terus digunakan dalam setiap aspek kehidupan dan studi akademis Anda. Mereka bukan sekadar angka di buku, melainkan alat yang ampuh untuk memecahkan masalah dan memahami dunia di sekitar kita. Teruslah berlatih dan menjelajahi keindahan matematika, karena setiap konsep yang Anda kuasai akan membuka pintu ke pemahaman yang lebih luas dan mendalam.

Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif dan bermanfaat mengenai bilangan bulat.