Bawang bakung (Allium ampeloprasum var. porrum), seringkali disebut sebagai 'saudara' dari bawang bombay dan bawang putih, adalah sayuran yang menawan dengan cita rasa lembut dan aroma khas yang elegan. Berbeda dengan kerabatnya yang lebih tajam, bawang bakung menawarkan profil rasa yang lebih halus, sedikit manis, dan tekstur yang lembut saat dimasak. Ia adalah bintang di banyak hidangan Eropa, dari sup krim hangat hingga gratin yang kaya, dan kini semakin populer di seluruh dunia karena keserbagunaan dan manfaat kesehatannya yang melimpah.
Dalam artikel komprehensif ini, kita akan menyelami dunia bawang bakung secara mendalam. Kita akan membahas asal-usul dan sejarahnya yang kaya, detail botani dan taksonominya, berbagai jenis yang dapat ditemukan, serta segudang manfaat kesehatan yang ditawarkannya. Lebih jauh lagi, kita akan menjelajahi panduan lengkap tentang cara memilih, menyimpan, membersihkan, dan menyiapkan bawang bakung, berbagai teknik memasak, hingga kumpulan resep lezat yang dapat Anda coba di rumah. Terakhir, bagi para pegiat berkebun, kami juga menyertakan panduan budidaya bawang bakung agar Anda dapat menanamnya sendiri. Mari kita mulai perjalanan menyingkap pesona bawang bakung!
Asal-Usul dan Sejarah Bawang Bakung
Sejarah bawang bakung sama panjang dan menariknya dengan cita rasanya. Tanaman ini memiliki akar yang dalam dalam peradaban manusia, telah dibudidayakan selama ribuan tahun dan dipuja oleh berbagai budaya kuno.
Asal-usul bawang bakung dapat ditelusuri kembali ke wilayah Mediterania timur dan Timur Tengah, khususnya di Mesir Kuno. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa bawang bakung telah menjadi bagian penting dari diet Mesir kuno sejak dinasti awal, sekitar 4000 SM. Hieroglif dan ukiran dinding seringkali menggambarkan bawang bakung sebagai makanan pokok, dan konon ia bahkan diberikan kepada para pekerja yang membangun piramida untuk kekuatan dan kesehatan mereka. Kaisar Nero dari Roma yang terkenal, diyakini sangat menyukai bawang bakung, bahkan memakannya setiap hari karena ia percaya bahwa sayuran ini dapat meningkatkan kualitas suaranya.
Dari Mesir, budidaya bawang bakung menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi tidak hanya menikmati bawang bakung sebagai makanan, tetapi juga menggunakannya dalam pengobatan tradisional mereka. Ketika Romawi memperluas wilayahnya, mereka membawa serta bawang bakung ke seluruh Eropa, termasuk Inggris Raya. Di Inggris, bawang bakung menjadi sangat populer dan bahkan menjadi simbol nasional Wales.
Menurut legenda, pada abad ke-7, tentara Wales di bawah pimpinan Raja Cadwaladr memakai bawang bakung di helm mereka sebagai tanda pengenal dalam pertempuran melawan Saxon. Sejak saat itu, bawang bakung telah menjadi lambang kebanggaan Wales, dirayakan setiap tanggal 1 Maret pada Hari Santo David, pelindung Wales, di mana banyak orang mengenakan bawang bakung sebagai pin.
Selama Abad Pertengahan, bawang bakung terus menjadi sayuran yang dihargai, dibudidayakan di biara-biara dan taman-taman desa di seluruh Eropa. Popularitasnya bertahan hingga era modern, di mana ia kini menjadi bahan pokok di banyak masakan di seluruh dunia, dihargai karena kemampuannya untuk memberikan rasa yang kompleks namun lembut pada berbagai hidangan.
Taksonomi dan Botani Bawang Bakung
Untuk memahami bawang bakung sepenuhnya, penting untuk melihatnya dari perspektif botani. Bawang bakung adalah anggota dari genus Allium, famili Amaryllidaceae, yang juga mencakup bawang bombay, bawang putih, lokio (chives), dan bawang merah. Secara spesifik, ia adalah kultivar dari spesies Allium ampeloprasum, dan secara botani dikenal sebagai Allium ampeloprasum var. porrum.
Sebagai tanaman herba biennial (dua tahunan), bawang bakung biasanya dipanen pada tahun pertama pertumbuhannya sebelum ia berbunga. Namun, jika dibiarkan tumbuh hingga tahun kedua, ia akan menghasilkan tangkai bunga yang tinggi dengan bunga berbentuk bola yang indah.
Morfologi Tanaman Bawang Bakung:
Batang (Pseudostem): Bagian yang paling sering dikonsumsi adalah 'batang' putih atau hijau pucat, yang sebenarnya bukan batang sejati melainkan pseudostem. Pseudostem ini terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang saling membungkus erat. Bagian ini memiliki rasa paling lembut dan manis.
Daun: Bawang bakung memiliki daun pipih, panjang, dan lebar yang tumbuh tegak dari pangkalnya. Warna daun bervariasi dari hijau muda di bagian pangkal hingga hijau gelap di ujung. Bagian daun hijau tua juga dapat dimakan, meskipun rasanya lebih kuat dan teksturnya lebih keras, sehingga sering digunakan untuk kaldu atau dimasak lebih lama.
Akar: Tanaman ini memiliki sistem akar serabut yang dangkal. Akar ini sangat efektif dalam menyerap nutrisi dari lapisan tanah atas.
Bunga: Jika dibiarkan tumbuh, bawang bakung akan menghasilkan tangkai bunga yang tinggi, kadang mencapai 1-2 meter, dengan kepala bunga berbentuk bola (umbel) yang terdiri dari banyak bunga kecil berwarna putih hingga ungu muda.
Reproduksi bawang bakung sebagian besar dilakukan melalui biji. Biji-bijinya kecil dan berwarna hitam, yang kemudian disemai untuk menghasilkan tanaman baru. Keunikan botani bawang bakung, terutama pada bagian pseudostem-nya yang terdiri dari lapisan-lapisan daun yang saling berpelukan, memberikan tekstur yang khas dan kemampuan untuk menahan kotoran (tanah) di antara lapisannya, yang menjadi perhatian saat persiapan memasak.
Jenis-Jenis Bawang Bakung
Meskipun secara umum kita mengenal "bawang bakung" sebagai satu jenis sayuran, sebenarnya ada beberapa varietas yang berbeda, terutama dibedakan berdasarkan waktu tanam dan panennya, serta karakteristik pertumbuhannya:
Bawang Bakung Musim Panas (Summer Leeks):
Ditanam di musim semi dan dipanen di musim panas.
Cenderung lebih kecil dan lebih ramping.
Memiliki rasa yang lebih lembut dan manis.
Contoh varietas: 'Early Season', 'King Richard'.
Tidak sekuat bawang bakung musim dingin dalam menahan suhu rendah.
Bawang Bakung Musim Dingin (Winter Leeks):
Ditanam di musim panas dan dipanen di musim gugur atau musim dingin.
Cenderung lebih besar, lebih tebal, dan lebih kokoh.
Mampu bertahan di suhu dingin dan bahkan salju, yang seringkali meningkatkan rasa manisnya.
Memiliki rasa yang lebih kuat dan tekstur yang lebih padat.
Seringkali memiliki daun yang lebih gelap dan lebih kebiruan.
Bawang Bakung Bayi (Baby Leeks):
Ini bukan varietas khusus melainkan bawang bakung yang dipanen muda.
Sangat ramping, dengan diameter sekitar 1-2 cm.
Memiliki rasa yang sangat lembut dan manis.
Ideal untuk dipanggang utuh atau digrill sebagai lauk.
Biasanya tidak memerlukan pembersihan intensif seperti bawang bakung dewasa.
Selain kategori musiman ini, ada juga varietas spesifik yang dikembangkan untuk karakteristik tertentu, seperti ketahanan terhadap penyakit, ukuran, atau warna daun. Memilih jenis bawang bakung yang tepat dapat bergantung pada iklim tempat Anda menanam atau jenis hidangan yang ingin Anda masak.
Nutrisi dan Manfaat Kesehatan Bawang Bakung
Bawang bakung bukan hanya lezat, tetapi juga merupakan gudang nutrisi yang mengesankan, menjadikannya tambahan yang sangat berharga untuk diet sehat. Dengan kandungan kalori yang rendah dan serat yang tinggi, ia menawarkan berbagai vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang berkontribusi pada kesehatan optimal. Mari kita telaah lebih dalam manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh sayuran serbaguna ini.
Vitamin K: Bawang bakung adalah sumber Vitamin K yang sangat baik. Vitamin ini krusial untuk pembekuan darah yang sehat dan memainkan peran penting dalam kesehatan tulang, membantu tubuh mengikat kalsium ke matriks tulang.
Vitamin A (dalam bentuk Beta-Karoten): Menyediakan sejumlah besar beta-karoten, antioksidan kuat yang diubah tubuh menjadi Vitamin A. Vitamin A esensial untuk penglihatan, fungsi kekebalan tubuh, dan kesehatan kulit.
Vitamin C: Antioksidan penting yang mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu penyerapan zat besi, dan berkontribusi pada produksi kolagen untuk kulit yang sehat.
Vitamin B6 (Piridoksin): Penting untuk metabolisme energi, fungsi otak, dan produksi neurotransmiter.
Folat (Vitamin B9): Sangat penting untuk pembentukan DNA dan sel darah merah, serta krusial selama kehamilan untuk mencegah cacat lahir pada tabung saraf.
Mangan: Mineral esensial yang terlibat dalam pembentukan tulang, metabolisme, dan fungsi antioksidan.
Zat Besi: Penting untuk transportasi oksigen dalam darah dan pencegahan anemia.
Kalium: Mendukung kesehatan jantung, membantu mengatur tekanan darah, dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Senyawa Bioaktif dan Manfaat Kesehatan Spesifik:
Selain vitamin dan mineral, bawang bakung juga kaya akan senyawa bioaktif yang memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa:
Sumber Antioksidan Kuat:
Flavonoid: Bawang bakung mengandung flavonoid seperti kaempferol dan quercetin. Kaempferol adalah antioksidan polifenol yang telah banyak diteliti karena sifat anti-inflamasi, antikanker, dan melindungi jantung. Quercetin juga dikenal karena sifat anti-inflamasi dan antihistaminnya.
Beta-Karoten: Seperti disebutkan, diubah menjadi Vitamin A, berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.
Senyawa Sulfida Organik: Mirip dengan bawang putih dan bawang bombay, bawang bakung mengandung senyawa sulfur yang berkontribusi pada aroma dan rasa khasnya, serta memiliki potensi antioksidan dan antikanker.
Mendukung Kesehatan Jantung:
Kaempferol: Studi menunjukkan bahwa kaempferol dapat membantu melindungi jantung dengan mengurangi peradangan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.
Kalium: Membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, yang penting untuk menjaga tekanan darah tetap normal.
Folat: Membantu menurunkan kadar homosistein, asam amino yang jika terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sifat Anti-inflamasi:
Kandungan flavonoid, terutama kaempferol, memberikan bawang bakung sifat anti-inflamasi yang signifikan. Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Mengonsumsi makanan kaya anti-inflamasi seperti bawang bakung dapat membantu mengurangi risiko ini.
Meningkatkan Kesehatan Pencernaan:
Serat Pangan: Bawang bakung kaya akan serat larut dan tidak larut. Serat membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga keteraturan buang air besar.
Prebiotik (Inulin): Bawang bakung mengandung inulin, sejenis serat prebiotik. Prebiotik adalah makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus Anda. Dengan memelihara flora usus yang sehat, inulin dapat meningkatkan pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Potensi Anti-Kanker:
Seperti tanaman Allium lainnya, bawang bakung telah dikaitkan dengan potensi sifat antikanker. Senyawa sulfur dan antioksidan di dalamnya diyakini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, terutama pada kanker usus besar, lambung, dan prostat.
Membantu Menurunkan Berat Badan:
Dengan kandungan kalori yang rendah, serat yang tinggi, dan kandungan air yang melimpah, bawang bakung adalah pilihan yang sangat baik bagi mereka yang ingin menurunkan atau menjaga berat badan. Serat membantu Anda merasa kenyang lebih lama, mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.
Mendukung Kesehatan Tulang:
Vitamin K, yang melimpah dalam bawang bakung, memainkan peran kunci dalam metabolisme tulang dan dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang, sehingga mengurangi risiko osteoporosis.
Meningkatkan Fungsi Kekebalan Tubuh:
Kombinasi Vitamin C, antioksidan, dan efek prebiotik pada kesehatan usus, semuanya berkontribusi pada sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Usus yang sehat adalah fondasi kekebalan tubuh yang baik.
Membantu Mengatur Gula Darah:
Serat dalam bawang bakung dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, yang berkontribusi pada pengelolaan kadar gula darah yang lebih stabil, bermanfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko.
Mendukung Penglihatan:
Beta-karoten, yang diubah menjadi Vitamin A, sangat penting untuk kesehatan mata, melindungi mata dari degenerasi makula terkait usia dan katarak.
Dengan segala manfaat ini, bawang bakung layak mendapatkan tempat yang lebih menonjol di dapur dan piring Anda. Menambahkan bawang bakung ke dalam diet Anda adalah langkah sederhana namun efektif untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Panduan Memilih dan Menyimpan Bawang Bakung
Untuk memaksimalkan rasa dan nutrisi bawang bakung, penting untuk mengetahui cara memilih yang terbaik di pasar dan cara menyimpannya dengan benar di rumah.
Cara Memilih Bawang Bakung Segar:
Perhatikan Warna: Pilih bawang bakung dengan bagian putih dan hijau pucat yang kokoh dan tidak layu. Daun hijau tua di bagian atas harus segar, cerah, dan tidak ada tanda-tanda menguning atau bintik-bintik cokelat.
Kekokohan: Bawang bakung yang baik akan terasa kokoh saat dipegang, tidak lembek atau lunak.
Ukuran: Ukuran yang lebih kecil hingga sedang (sekitar 2,5-5 cm diameter) seringkali memiliki rasa yang lebih lembut dan lebih sedikit serat. Bawang bakung yang sangat besar mungkin lebih berserat dan memiliki rasa yang lebih kuat.
Hindari yang Rusak: Periksa apakah ada retakan, memar, atau bagian yang berlendir. Ini adalah tanda-tanda bahwa bawang bakung sudah tidak segar atau mulai membusuk.
Aroma: Harusnya memiliki aroma bawang yang segar dan ringan, tidak terlalu kuat atau busuk.
Cara Menyimpan Bawang Bakung:
Penyimpanan yang tepat dapat memperpanjang kesegaran bawang bakung dan menjaga kualitasnya.
Di Kulkas (Utuh):
Bawang bakung utuh dapat disimpan di laci sayuran kulkas hingga 1-2 minggu.
Jangan mencucinya sebelum disimpan, karena kelembaban dapat mempercepat pembusukan.
Tempatkan dalam kantong plastik longgar atau bungkus dengan handuk kertas untuk menyerap kelembaban berlebih.
Jauhkan dari buah-buahan dan sayuran yang menghasilkan etilen (seperti apel dan pisang), karena etilen dapat mempercepat pembusukan bawang bakung.
Di Kulkas (Sudah Dipotong/Dibersihkan):
Jika sudah dipotong atau dibersihkan, simpan dalam wadah kedap udara atau kantong ziplock di kulkas.
Akan bertahan sekitar 2-3 hari. Gunakan secepatnya karena rasanya akan mulai berkurang.
Membekukan Bawang Bakung:
Bawang bakung dapat dibekukan untuk penyimpanan jangka panjang (hingga beberapa bulan).
Cuci bersih, potong sesuai keinginan (cincang, iris), lalu blanch (rebus sebentar dalam air mendidih sekitar 1-2 menit) dan langsung dinginkan dalam air es.
Tiriskan hingga sangat kering, lalu sebarkan di atas loyang dan bekukan hingga padat.
Setelah beku, pindahkan ke kantong freezer kedap udara. Ini mencegahnya menggumpal dan memungkinkan Anda mengambil sebanyak yang dibutuhkan.
Bawang bakung beku paling baik digunakan untuk hidangan yang dimasak, karena teksturnya akan sedikit lebih lunak setelah dicairkan.
Persiapan dan Pembersihan Bawang Bakung
Bawang bakung dikenal dapat menampung banyak pasir dan kotoran di antara lapisan daunnya, terutama di bagian putih dan hijau pucat. Oleh karena itu, membersihkannya dengan benar adalah langkah krusial sebelum memasak.
Langkah-Langkah Membersihkan Bawang Bakung:
Potong Ujung Akar dan Daun Hijau Tua:
Potong akar yang berbulu di bagian bawah.
Potong sekitar 2-3 inci dari ujung daun hijau gelap yang paling atas. Bagian hijau gelap ini cenderung lebih keras dan berserat. Anda bisa membuangnya atau menyimpannya untuk membuat kaldu sayuran.
Belah Memanjang:
Untuk sebagian besar resep, belah bawang bakung memanjang dari ujung putih ke hampir seluruh panjangnya, berhenti sekitar 1-2 inci sebelum ujung akarnya (yang sudah dipotong). Jangan memotong sampai terpisah sepenuhnya.
Jika bawang bakung sangat tebal, Anda bisa membelahnya menjadi empat bagian memanjang.
Cuci di Bawah Air Mengalir:
Pegang bawang bakung yang sudah dibelah di bawah air mengalir dingin.
Dengan jari-jari Anda, renggangkan setiap lapisan daun dan bilas hingga semua pasir dan kotoran terbuang.
Pastikan air mengalir ke semua celah.
Keringkan:
Setelah dicuci bersih, keringkan bawang bakung dengan handuk bersih atau spinner salad sebelum dipotong sesuai resep. Kelembaban berlebih dapat memengaruhi hasil masakan, terutama jika Anda ingin menumis atau memanggangnya hingga renyah.
Teknik Memotong Bawang Bakung:
Irisan Bulat (Rings): Setelah dibersihkan dan dikeringkan, Anda dapat mengiris bawang bakung secara melintang menjadi cincin-cincin. Ini cocok untuk sup, tumisan, atau topping.
Setengah Lingkaran (Half-moons): Belah dua memanjang, lalu iris melintang untuk mendapatkan potongan setengah lingkaran. Ideal untuk tumisan atau gratin.
Julienne (Korek Api): Potong bawang bakung menjadi bagian-bagian pendek, lalu iris memanjang menjadi strip tipis seperti korek api. Cocok untuk salad atau garnishing.
Potongan Besar (Large Chunks): Untuk hidangan panggang atau rebusan yang memerlukan waktu masak lama, potong bawang bakung menjadi potongan besar sekitar 2-3 cm.
Membersihkan bawang bakung dengan membelahnya memanjang sebelum dibilas.
Teknik Memasak Bawang Bakung
Bawang bakung adalah sayuran yang sangat fleksibel dan dapat diolah dengan berbagai cara. Rasa lembutnya memungkinkan ia berpadu harmonis dengan banyak bumbu dan bahan lainnya. Berikut adalah beberapa teknik memasak umum yang cocok untuk bawang bakung:
Menumis (Sautéing):
Ini adalah salah satu cara paling umum dan cepat untuk memasak bawang bakung.
Iris bawang bakung tipis-tipis atau setengah lingkaran.
Panaskan sedikit minyak atau mentega dalam wajan di atas api sedang.
Tumis bawang bakung hingga layu dan transparan, sekitar 5-10 menit. Anda bisa menambahkan sedikit kaldu atau air di akhir untuk "membilas" wajan dan melembutkannya lebih lanjut.
Hasilnya: Bawang bakung yang lembut, manis, dan sedikit karamel.
Cocok untuk: Dasar sup, saus, lauk pendamping daging atau ikan, isian pai.
Merebus/Mengukus (Boiling/Steaming):
Potong bawang bakung menjadi potongan besar atau biarkan utuh jika masih kecil (baby leeks).
Rebus dalam air asin mendidih hingga empuk (sekitar 5-10 menit tergantung ukuran).
Untuk mengukus, tempatkan di keranjang pengukus di atas air mendidih hingga empuk.
Hasilnya: Bawang bakung yang sangat lembut dengan rasa yang lebih ringan.
Cocok untuk: Ditambahkan ke sup, hidangan rebusan, atau disajikan dengan saus mentega atau vinaigrette.
Memanggang (Roasting):
Potong bawang bakung menjadi potongan besar atau belah dua memanjang.
Lumuri dengan sedikit minyak zaitun, garam, dan merica.
Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan pada suhu sekitar 200°C (400°F) selama 20-30 menit, atau sampai empuk dan sedikit karamel di bagian luarnya.
Hasilnya: Bawang bakung yang manis, sedikit hangus, dan beraroma.
Cocok untuk: Lauk pendamping, topping salad, atau dicampur dengan sayuran panggang lainnya.
Membraise (Braising):
Ini melibatkan memasak bawang bakung dengan sedikit cairan (kaldu, anggur, atau air) dalam wadah tertutup di atas api kecil atau di oven.
Tumis sebentar bawang bakung, lalu tambahkan cairan dan masak perlahan hingga sangat empuk.
Hasilnya: Bawang bakung yang sangat lembut, kaya rasa, dan meleleh di mulut.
Cocok untuk: Lauk utama atau pendamping yang mewah, terutama dengan sedikit mentega atau krim.
Menggrill (Grilling):
Belah bawang bakung memanjang, lumuri dengan minyak zaitun, garam, dan merica.
Panggang di atas panggangan panas hingga matang dan memiliki tanda bakar yang bagus.
Hasilnya: Aroma berasap yang unik dan tekstur yang sedikit renyah di luar, lembut di dalam.
Cocok untuk: Hidangan barbekyu, salad panggang, atau disajikan dengan saus chimichurri.
Mentah (Raw):
Meskipun tidak sepopuler bawang bombay, bagian putih dan hijau pucat bawang bakung yang diiris sangat tipis dapat ditambahkan mentah ke salad.
Rasanya akan lebih tajam dibandingkan yang dimasak, tetapi masih lebih lembut daripada bawang bombay mentah.
Cocok untuk: Memberikan tekstur renyah dan sentuhan rasa yang segar pada salad atau salsa.
Setiap teknik menghasilkan profil rasa dan tekstur yang sedikit berbeda, memungkinkan bawang bakung untuk beradaptasi dengan berbagai jenis masakan.
Resep-Resep Kreatif dengan Bawang Bakung
Bawang bakung adalah bahan yang sangat fleksibel dan dapat menjadi bintang utama atau pendukung yang hebat dalam berbagai hidangan. Berikut adalah beberapa resep yang menonjolkan kelezatan bawang bakung:
1. Sup Krim Bawang Bakung dan Kentang (Vichyssoise Hangat/Dingin)
Ini adalah resep klasik Prancis yang menonjolkan rasa manis dan lembut dari bawang bakung.
Bahan-bahan:
3 batang bawang bakung ukuran sedang, bagian putih dan hijau muda, diiris tipis
2 sdm mentega tawar
1 buah bawang bombay kecil, cincang halus
3 buah kentang ukuran sedang, kupas dan potong dadu
800 ml kaldu ayam atau sayuran
200 ml susu full cream atau half-and-half (krim kental)
Garam dan merica hitam secukupnya
Peterseli cincang atau irisan lokio untuk hiasan (opsional)
Cara Membuat:
Bersihkan bawang bakung dengan membelahnya memanjang dan membilas setiap lapisannya di bawah air mengalir. Iris tipis bagian putih dan hijau muda.
Panaskan mentega dalam panci besar di atas api sedang. Masukkan bawang bakung dan bawang bombay cincang. Tumis perlahan selama 8-10 menit hingga sangat lembut dan transparan, tetapi jangan sampai berwarna cokelat. Ini penting untuk mendapatkan warna sup yang cerah.
Masukkan potongan kentang dan kaldu. Bumbui dengan garam dan merica. Didihkan, lalu kecilkan api, tutup, dan masak selama 15-20 menit atau hingga kentang sangat empuk.
Angkat panci dari api. Blender sup menggunakan blender imersi atau blender biasa hingga sangat halus dan creamy. Jika menggunakan blender biasa, lakukan secara bertahap dan hati-hati karena sup panas.
Tuang sup kembali ke panci bersih. Masukkan susu atau half-and-half, aduk rata. Panaskan kembali sup dengan api kecil hingga hangat, jangan sampai mendidih. Cicipi dan sesuaikan bumbu jika perlu.
Sajikan hangat dengan hiasan peterseli cincang atau lokio. Untuk Vichyssoise dingin, dinginkan sup sepenuhnya di kulkas sebelum disajikan.
2. Gratin Bawang Bakung Keju (Leek Gratin)
Hidangan panggang yang kaya dan memanjakan, sempurna sebagai lauk utama vegetarian atau pendamping hidangan daging.
Bahan-bahan:
4 batang bawang bakung besar, bagian putih dan hijau muda
2 sdm mentega tawar
2 sdm tepung terigu serbaguna
300 ml susu full cream, dipanaskan
1/4 sdt pala bubuk
Garam dan merica hitam secukupnya
100 gr keju cheddar parut (atau campuran Gruyere/Parmesan)
50 gr remah roti panko (opsional, untuk tekstur renyah)
Cara Membuat:
Bersihkan bawang bakung dan potong-potong sepanjang 5-7 cm. Rebus dalam air asin mendidih selama 5-7 menit hingga empuk tetapi masih sedikit renyah. Tiriskan dan sisihkan.
Panaskan oven hingga 180°C (350°F). Olesi loyang panggang dengan sedikit mentega.
Untuk saus béchamel: Lelehkan mentega dalam panci di atas api sedang. Masukkan tepung terigu dan aduk cepat selama 1-2 menit hingga membentuk roux.
Perlahan-lahan tuangkan susu hangat sambil terus diaduk dengan whisk untuk menghindari gumpalan. Masak hingga saus mengental.
Angkat dari api, bumbui dengan pala bubuk, garam, dan merica. Masukkan setengah dari keju parut, aduk hingga meleleh dan tercampur rata.
Tata potongan bawang bakung yang sudah direbus di loyang panggang. Tuang saus keju béchamel di atas bawang bakung, pastikan semua bagian tertutup.
Taburi sisa keju parut dan remah roti panko di atasnya (jika menggunakan).
Panggang selama 20-25 menit, atau hingga gratin berwarna keemasan di atasnya dan saus mendidih. Sajikan segera.
3. Tumis Bawang Bakung dan Jamur
Lauk cepat, sehat, dan sangat aromatik, cocok untuk berbagai hidangan utama.
Bahan-bahan:
2 batang bawang bakung ukuran sedang, bagian putih dan hijau muda, diiris setengah lingkaran
200 gr jamur kancing atau jamur shiitake, iris tipis
2 siung bawang putih, cincang halus
1 sdm minyak zaitun
Garam dan merica hitam secukupnya
Sedikit perasan air lemon (opsional)
Taburan peterseli cincang untuk hiasan
Cara Membuat:
Bersihkan bawang bakung dan iris seperti yang disebutkan.
Panaskan minyak zaitun dalam wajan besar di atas api sedang-tinggi. Masukkan jamur dan tumis selama 5-7 menit hingga kecokelatan dan semua cairan menguap. Angkat jamur dari wajan dan sisihkan.
Tambahkan sedikit minyak lagi jika perlu. Masukkan bawang bakung iris dan bawang putih cincang. Tumis selama 5-8 menit hingga bawang bakung layu dan lembut.
Masukkan kembali jamur yang sudah ditumis ke dalam wajan. Aduk rata.
Bumbui dengan garam dan merica secukupnya. Tambahkan sedikit perasan air lemon jika suka.
Sajikan hangat, taburi dengan peterseli cincang.
4. Frittata Bawang Bakung dan Keju Feta
Hidangan serbaguna untuk sarapan, makan siang, atau makan malam ringan.
Bahan-bahan:
2 batang bawang bakung ukuran sedang, bagian putih dan hijau muda, diiris tipis
1 sdm minyak zaitun
6 butir telur ukuran besar
50 ml susu (atau krim)
50 gr keju feta, hancurkan
Garam dan merica hitam secukupnya
Sedikit peterseli cincang untuk hiasan (opsional)
Cara Membuat:
Panaskan oven ke suhu 180°C (350°F).
Panaskan minyak zaitun dalam wajan anti lengket (yang oven-safe, diameter sekitar 20-22 cm) di atas api sedang. Masukkan bawang bakung iris dan tumis selama 8-10 menit hingga sangat lembut dan transparan. Angkat dari api dan sisihkan.
Dalam mangkuk besar, kocok telur bersama susu. Bumbui dengan garam dan merica.
Masukkan bawang bakung yang sudah ditumis dan sebagian keju feta ke dalam campuran telur. Aduk rata.
Tuang campuran telur ke dalam wajan yang sama (pastikan wajan sudah bersih dan sedikit diolesi minyak jika perlu). Ratakan.
Masak di atas kompor dengan api kecil selama 3-5 menit hingga bagian bawah frittata mulai mengeras dan pinggirannya mengeset.
Taburi sisa keju feta di atasnya. Pindahkan wajan ke oven dan panggang selama 10-15 menit, atau hingga frittata mengembang, matang di tengah, dan berwarna keemasan.
Keluarkan dari oven, biarkan sedikit mendingin sebelum dipotong menjadi irisan. Hias dengan peterseli jika suka.
5. Nasi Goreng Bawang Bakung dan Udang
Sentuhan segar pada hidangan nasi goreng klasik dengan kelembutan bawang bakung.
Bahan-bahan:
2 piring nasi putih dingin (sisa semalam lebih baik)
150 gr udang segar, kupas bersih
2 batang bawang bakung ukuran sedang, bagian putih dan hijau muda, iris tipis
2 siung bawang putih, cincang halus
1 butir telur, kocok lepas
2 sdm kecap manis
1 sdm saus tiram
1 sdt minyak wijen (opsional)
Garam dan merica secukupnya
2 sdm minyak goreng
Irisan cabai merah dan bawang goreng untuk hiasan (opsional)
Cara Membuat:
Panaskan minyak goreng dalam wajan besar atau wok di atas api sedang-tinggi. Masukkan udang dan tumis hingga berubah warna menjadi merah muda. Angkat dan sisihkan.
Dalam wajan yang sama, masukkan bawang putih cincang dan tumis hingga harum.
Masukkan bawang bakung iris dan tumis hingga layu dan sedikit transparan, sekitar 3-5 menit.
Dorong bawang bakung ke samping wajan, tuang telur kocok di sisi lain. Aduk-aduk hingga menjadi orak-arik.
Masukkan nasi dingin ke dalam wajan. Aduk rata dengan bawang bakung, bawang putih, dan telur.
Tambahkan kecap manis, saus tiram, garam, dan merica. Aduk terus hingga semua bumbu tercampur rata dan nasi mulai sedikit kering.
Masukkan kembali udang yang sudah ditumis. Aduk rata. Jika menggunakan, tambahkan minyak wijen dan aduk sebentar.
Cicipi dan sesuaikan bumbu jika perlu.
Sajikan nasi goreng hangat dengan hiasan irisan cabai merah dan bawang goreng.
Resep-resep ini hanyalah permulaan. Dengan sedikit kreativitas, Anda bisa memasukkan bawang bakung ke dalam berbagai hidangan lain, dari pasta hingga pie gurih, atau bahkan sebagai sup murni.
Budidaya Bawang Bakung: Panduan Lengkap
Menanam bawang bakung di kebun rumah adalah pengalaman yang memuaskan. Dengan sedikit perencanaan dan perawatan, Anda dapat menikmati pasokan bawang bakung segar dari halaman belakang Anda. Bawang bakung dikenal relatif mudah tumbuh dan cukup tahan terhadap hama dan penyakit.
1. Iklim dan Lokasi:
Suhu: Bawang bakung tumbuh paling baik di iklim sedang. Mereka dapat mentolerir suhu dingin dan bahkan salju, terutama varietas musim dingin, yang justru dapat meningkatkan rasa manisnya.
Sinar Matahari: Pilih lokasi yang mendapat sinar matahari penuh (minimal 6-8 jam sehari). Meskipun dapat tumbuh di tempat teduh parsial, hasilnya mungkin tidak sebaik.
Tanah: Bawang bakung menyukai tanah yang subur, berdrainase baik, dan kaya bahan organik. PH tanah ideal berkisar antara 6.0 hingga 7.0. Tambahkan kompos atau pupuk kandang yang sudah matang untuk meningkatkan kesuburan dan struktur tanah.
2. Waktu Penanaman:
Dari Biji: Biji bawang bakung biasanya disemai di dalam ruangan sekitar 8-10 minggu sebelum tanggal bebas embun beku terakhir di daerah Anda (akhir musim dingin/awal musim semi). Ini memberi bibit waktu untuk berkembang sebelum ditanam di luar. Di daerah tropis tanpa embun beku, bisa disemai saat suhu mulai sejuk.
Penanaman Bibit: Bibit bawang bakung siap ditanam di luar setelah risiko embun beku berlalu dan bibit memiliki tinggi sekitar 15-20 cm dengan diameter pensil.
3. Penanaman:
Menyemai Biji (di dalam ruangan):
Gunakan baki semai atau pot kecil yang diisi dengan media tanam yang baik.
Taburkan biji tipis-tipis di atas permukaan, lalu tutupi dengan lapisan tipis (sekitar 0.5 cm) media tanam.
Jaga kelembaban media tanam. Biji akan berkecambah dalam 7-14 hari.
Setelah berkecambah, pastikan bibit mendapatkan banyak cahaya.
Menanam Bibit (di luar ruangan):
Siapkan bedengan tanam dengan mencangkul tanah dan menambahkan kompos.
Buat lubang tanam yang dalam, sekitar 15-20 cm, dengan jarak sekitar 15 cm antar lubang. Jarak antar baris sekitar 30-45 cm.
Tempatkan satu bibit di setiap lubang. Bibit bisa dipangkas sedikit di bagian atas dan akar sebelum ditanam untuk mendorong pertumbuhan yang lebih kuat.
Jangan mengisi lubang sepenuhnya dengan tanah. Cukup isi sebagian kecil agar akar tertutup, lalu siram perlahan agar tanah mengendap di sekitar akar. Ruang kosong di lubang akan diisi secara alami oleh tanah saat Anda menyiram dan merawatnya, membantu membentuk bagian putih bawang bakung yang panjang.
4. Perawatan:
Penyiraman: Bawang bakung membutuhkan kelembaban yang konsisten. Siram secara teratur, terutama selama periode kering. Tanah harus lembab tetapi tidak tergenang air.
Pemupukan: Berikan pupuk seimbang atau kompos tambahan di tengah musim tanam, terutama jika tanah Anda kurang subur.
Penyiangan: Jaga area tanam bebas gulma, karena gulma dapat bersaing dengan bawang bakung untuk mendapatkan nutrisi dan air.
Pembumbunan (Hilling/Earthing Up): Ini adalah langkah penting untuk mendapatkan bagian putih bawang bakung yang panjang dan lembut.
Ketika batang mulai menebal (sekitar 2-3 cm diameter), secara bertahap dorong tanah di sekitar pangkal tanaman ke atas, menutupi bagian putih yang sedang tumbuh.
Lakukan ini setiap beberapa minggu seiring pertumbuhan tanaman. Ini melindungi bagian bawah dari sinar matahari, sehingga mencegahnya menjadi hijau dan keras, sekaligus mendorong pertumbuhan yang lebih panjang.
Anda bisa menggunakan tanah, mulsa, atau bahkan tabung kardus/plastik di sekitar tanaman untuk mencapai efek ini.
Budidaya bawang bakung yang memerlukan proses pembumbunan untuk menghasilkan batang putih yang panjang.
5. Hama dan Penyakit:
Bawang bakung relatif tahan terhadap hama, tetapi beberapa masalah yang mungkin muncul meliputi:
Kutu Daun (Aphids): Dapat diatasi dengan semprotan air sabun atau minyak nimba.
Lalat Bawang (Onion Maggots): Menyerang akar dan batang. Rotasi tanaman dan penutup baris dapat membantu mencegahnya.
Penyakit Jamur (misalnya, karat bawang): Pastikan sirkulasi udara yang baik dan hindari penyiraman dari atas.
6. Panen:
Bawang bakung biasanya siap dipanen dalam 100-120 hari dari biji, atau 70-80 hari dari bibit.
Anda bisa mulai memanen ketika batang sudah cukup tebal, sekitar 2.5 cm atau lebih.
Untuk memanen, longgarkan tanah di sekitar pangkal tanaman dengan garpu taman. Tarik perlahan seluruh tanaman dari tanah, usahakan agar akarnya tetap utuh.
Bawang bakung musim dingin dapat dibiarkan di tanah hingga diperlukan, bahkan selama musim dingin yang ringan, dan rasanya akan semakin manis setelah terpapar embun beku.
Dengan mengikuti panduan ini, Anda akan dapat menanam bawang bakung segar sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dan pasokan bahan masakan sehat langsung dari kebun Anda.
Penggunaan Lain Bawang Bakung Selain Kuliner
Meskipun bawang bakung paling dikenal dan dicintai karena perannya di dapur, sejarah panjangnya juga mengungkap beberapa penggunaan non-kuliner yang menarik, terutama dalam pengobatan tradisional dan aspek simbolis.
Pengobatan Tradisional:
Diuretik dan Pencahar: Dalam pengobatan rakyat kuno, bawang bakung dianggap memiliki sifat diuretik ringan, membantu meningkatkan produksi urin, dan juga digunakan sebagai pencahar alami untuk melancarkan buang air besar.
Pereda Batuk dan Pilek: Seperti bawang bombay dan bawang putih, bawang bakung juga kadang digunakan untuk meredakan gejala batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, berkat senyawa sulfur dan sifat anti-inflamasinya. Ramuan atau kaldu bawang bakung sering diberikan.
Penyembuhan Luka: Beberapa budaya menggunakan bawang bakung secara topikal (luar) untuk mengobati luka kecil atau gigitan serangga, meskipun bukti ilmiah modern untuk praktik ini masih terbatas.
Pembersih Darah: Bawang bakung dianggap sebagai 'pembersih darah' di beberapa sistem pengobatan tradisional, yang mungkin terkait dengan kemampuannya untuk mendukung fungsi hati dan ginjal.
Simbolisme dan Budaya:
Simbol Nasional Wales: Seperti yang telah dibahas, bawang bakung adalah simbol kebanggaan Wales, dikenakan pada Hari Santo David (1 Maret) dan sering digambarkan dalam seni dan olahraga Wales. Ini melambangkan keberanian dan identitas nasional.
Lencana Pertempuran: Legenda menyebutkan bahwa tentara Wales mengenakan bawang bakung di helm mereka sebagai identitas di medan perang. Ini menunjukkan bagaimana sayuran sederhana ini bisa menjadi tanda pemersatu.
Estetika Taman:
Jika dibiarkan tumbuh hingga tahun kedua, bawang bakung akan menghasilkan bunga yang indah. Bola bunga umbel yang besar dan berwarna putih hingga ungu muda dapat menjadi elemen dekoratif yang menarik di taman, menarik lebah dan penyerbuk lainnya.
Meskipun sebagian besar penggunaan non-kuliner ini berakar pada tradisi dan anekdot, mereka menyoroti betapa berharganya bawang bakung bagi manusia sepanjang sejarah, melampaui sekadar kebutuhan nutrisi.
Mitos dan Fakta Menarik Seputar Bawang Bakung
Seperti banyak sayuran tua, bawang bakung juga memiliki bagian dari mitos, kepercayaan, dan fakta menarik yang mengelilinginya. Beberapa di antaranya:
Mitos Kekuatan Vokal Nero: Seperti yang telah disebutkan, Kaisar Romawi Nero konon mengonsumsi bawang bakung setiap hari untuk meningkatkan kualitas dan kekuatan suaranya. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini, kisah ini menunjukkan betapa bawang bakung dihargai di kalangan bangsawan Romawi.
Bagian Hijau Tua yang Sering Dibuang: Banyak orang membuang bagian hijau tua dari bawang bakung karena dianggap terlalu keras atau berserat. Fakta menariknya adalah bagian ini sebenarnya sangat kaya nutrisi, bahkan lebih kaya antioksidan dan vitamin tertentu dibandingkan bagian putihnya. Meskipun lebih kuat rasanya, ia sempurna untuk kaldu sayuran, sup yang dimasak lama, atau bahkan cincang sangat halus dan ditumis lama.
Kerabat Dekat Tanaman Liar: Bawang bakung yang kita kenal sekarang adalah hasil budidaya intensif dari kerabat liarnya, bawang bakung liar atau wild leek (ramps di Amerika Utara, wild garlic di Eropa), yang juga dapat dimakan dan populer di kalangan pencari makanan liar.
Bawang Bakung Membantu Pernapasan: Beberapa kepercayaan lama menyebutkan bahwa bawang bakung dapat membantu membersihkan saluran pernapasan. Ini mungkin terkait dengan senyawa sulfur volatil yang mirip dengan bawang putih, yang memang memiliki efek dekongestan ringan.
Meningkatkan Sensitivitas Insulin: Penelitian modern mulai menunjukkan bahwa beberapa senyawa dalam bawang bakung, seperti flavonoid dan senyawa sulfur, mungkin memiliki efek positif pada sensitivitas insulin dan regulasi gula darah, sebuah fakta yang mungkin tidak diketahui oleh para pendahulu kita.
Pembersihan Air: Di beberapa praktik tradisional, bawang bakung atau bagian tanaman Allium lainnya bahkan digunakan untuk "membersihkan" air, meskipun efektivitasnya dalam menghilangkan patogen modern tentu saja diragukan.
Tahan Lama di Tanah: Varietas bawang bakung musim dingin dapat dibiarkan di tanah bahkan saat salju, dan akan tetap segar bahkan menjadi lebih manis setelah membeku dan mencair beberapa kali. Ini adalah "penyimpanan alami" yang luar biasa bagi para pekebun.
Mitos dan fakta ini menambah kedalaman dan intrik pada sayuran yang sederhana namun luar biasa ini, menunjukkan bagaimana bawang bakung telah berinteraksi dengan manusia dalam berbagai dimensi, dari kuliner hingga budaya dan kesehatan.
Kesimpulan: Keunikan dan Keserbagunaan Bawang Bakung
Dari sejarahnya yang panjang yang melintasi peradaban Mesir kuno dan Kekaisaran Romawi, hingga posisinya sebagai simbol kebanggaan nasional di Wales, bawang bakung lebih dari sekadar sayuran biasa. Ia adalah anggota keluarga Allium yang elegan, menawarkan profil rasa yang lembut, manis, dan sedikit pedas yang mampu memperkaya berbagai hidangan.
Kita telah menjelajahi detail botani dan taksonominya, memahami berbagai jenis yang tersedia, dan yang terpenting, menyelami segudang manfaat kesehatannya. Dari kaya akan vitamin K, A, dan C, hingga serat prebiotik yang mendukung kesehatan usus, serta antioksidan kuat seperti kaempferol yang berperan dalam melindungi jantung dan melawan peradangan, bawang bakung adalah permata nutrisi yang patut diacungi jempol.
Panduan lengkap tentang cara memilih, menyimpan, membersihkan, dan mengolahnya dengan berbagai teknik memasak, beserta resep-resep inovatif, memberikan Anda semua alat yang dibutuhkan untuk memasukkan bawang bakung ke dalam rutinitas kuliner Anda. Bahkan bagi mereka yang memiliki minat berkebun, kami telah menyertakan langkah-langkah detail untuk menanam bawang bakung sendiri, menjamin pasokan segar yang berkesinambungan.
Pada akhirnya, bawang bakung adalah bukti nyata bahwa terkadang, kesederhanaan adalah kunci keunggulan. Dengan rasa yang lembut namun berkarakter, manfaat kesehatan yang melimpah, dan keserbagunaan yang luar biasa di dapur, bawang bakung layak mendapatkan tempat yang terhormat di setiap meja makan. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan sayuran ini; Anda mungkin akan terkejut betapa ia dapat mengangkat hidangan Anda ke tingkat yang baru.